Iklan

Beredar Isu Krisis Air, BP Batam Pastikan Ketersediaan Air Baku di Batam Terjamin

Sabtu, Oktober 10, 2020 WIB Last Updated 2020-12-01T05:46:28Z
Advertisement
Foto Istimewa (Humas)


Batam _
Pelaksana harian Kepala BP Batam melakukan peninjauan Proyek Pipa Transmisi dari Waduk Tembesi ke Waduk Muka Kuning.


Peninjauan tersebut didampingi oleh Anggota Bidang Pengusahaan, Syahril Japarin, Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan (BU Fasling) BP Batam, Binsar Tambunan, dan sejumlah pejabat tingkat III dan IV BP Batam. Sabtu (10/10/2020)


Adapun tujuan dari peninjauan tersebut dilakukan adalah untuk melihat dari dekat progres proyek pipa transmisi dari Waduk Tembesi menuju ke Waduk Muka Kuning, sekaligus melakukan uji coba operasional stasiun pompa air intake untuk mengalirkan air baku dari Waduk Tembesi ke Waduk Muka Kuning.


“Proyek ini bertujuan, untuk mengatasi kemungkinan kekurangan air baku di Waduk Muka Kuning. Pengadaan atau pemasangan jaringan pipa dn. 700 mm (3,6 Km). Saya memastikan proyek ini berjalan dengan lancar dan baik," kata Purwiyanto.  


Terkait dengan adanya isu krisis air di Batam. Purwiyanto mengatakan BP Batam tidak akan tinggal diam untuk mengatasi hal tersebut. 


“BP Batam telah menyiapkan program dan akan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, dan rencananya untuk ke depan kita dapat mengelola air laut menjadi air baku,” kata Purwiyanto.


Sementara itu, Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan, Binsar Tambunan menjelaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Pulau Batam bersumber dari beberapa waduk yang terdapat di Pulau Batam, yaitu Sei Harapan, Sei Ladi, Muka Kuning, Nongsa, Duriangkang dan Waduk Tembesi (belum beroperasi).


Untuk kapasitas waduk sebesar 25.360.990 m3, kapasitas IPA/ WTP terpasang sebesar 3.160 liter per detik, dan kapasitas produksi air bersih sebesar 3.991,62 liter per detik (tahun 2019). 


Proyeksi kebutuhan air minum ini didasarkan pada jumlah penduduk, jumlah dan jenis kegiatan perkotaan yang memerlukan air, dan rata-rata pemakaian air di Pulau Batam kisaran 22 m3/KK/bulan. Dimana, kebutuhan air terdiri dari domestik dan non domestik. 


“Kebutuhan domestik adalah kebutuhan yang berdasarkan jumlah penduduk dan pemakaian air. Sedangkan kebutuhan non domestik adalah kebutuhan air untuk kegiatan penunjang kota, yang terdiri dari kegiatan komersil, industri, dan kegiatan lain,” jelas Binsar Tambunan.

Sejumlah Pejabat BP Batam saat meninjau Waduk Tembesi (Foto:Humas BP Batam)

Berdasarkan catatan konsumsi air dari PT ATB, sebesar 77% dari air produksi digunakan untuk domestik dan 23% digunakan untuk non domestik. 


Adapun proyeksi kebutuhan air hingga tahun 2045 kedepan diperkirakan sebesar 7.081 liter per detik, sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih Kota Batam diperlukan beberapa potensi alternatif. Salah-satunya pemasokan air baku dari Waduk Tembesi ke Waduk Muka Kuning yang bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih.


Dengan demikian, diharapkan tinggi muka air Waduk Muka Kuning akan mengalami peningkatan untuk ketersediaan air baku yang akan diproduksi di IPA waduk tersebut. 


“Tahun depan kita akan segera membangun instalasi pengolahan air kapasitas 350 liter per detik di Wadduk Muka Kuning, dan diharapkan ini mampu memenuhi kebutuhan beberapa tahun ke depan, di mana kebutuhan air bersih meningkat 100 liter per detik setiap tahun,” kata Binsar Tambunan.


Siaran Pers BP Batam

Advertisement

  • Beredar Isu Krisis Air, BP Batam Pastikan Ketersediaan Air Baku di Batam Terjamin

Berita Lainnya

- Advertisement -

Ads x