Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta (Pangdam Jaya), Mayjen TNI Dudung Abdurachman (kiri), saat dijumpai wartawan di Kodim 0505/Depok, Selasa (29/9/2020). |
Jakarta -- Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengakui pencopotan baliho Imam Besar FPI Rizieq Shihab oleh sekelompok orang berbaju loreng dilakukan atas perintahnya.
Sebelumnya, video pencopotan baliho yang diduga terjadi di Kelurahan Jatimakmur, Kota Bekasi, sempat ramai di media sosial.
"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq itu perintah saya," kata Dudung usai menggelar apel TNI persiapan Pilkada di kawasan Monas, Jakarta, Jumat (20/11).
Dudung menyebut pencopotan itu dilakukan oleh prajuritnya usai beberapa kali upaya pencopotan yang dilakukan oleh aparat Satpol PP gagal. Sebab, baliho itu kembali terpasang usai dicopot.
Terkait hal itu, Dudung menegaskan agar semua pihak taat terhadap hukum. Sebab, pemasang baliho harus membayar pajak dan pemasangannya mesti di lokasi yang sudah ditentukan.
"Jangan seenaknya sendiri, seakan akan dia paling benar, enggak ada itu. Jangan coba-coba pokoknya," tegas Dudung.
Ia bahkan mengatakan agar FPI dibubarkan, karena dinilai telah berlaku semau sendiri. Dia juga mengancam akan menurunkan semua baliho FPI yang dipasang sembarangan.
"Saya katakan itu perintah saya. Dan ini akan saya bersihkan semua, tidak ada itu baliho yang mengajak revolusi dan segala macam," katanya.
FPI sebelumnya mengaku tak mau menuding TNI yang mencopot baliho itu. Wakil Sekretaris Umum FPI Aziz Yanuar menduga pencopotan baliho itu bagian dari operasi intelijen untuk mendiskreditkan TNI.
"Kita positif thinking, tidak mau bernarasi panjang-panjang, akan tetapi ini bagian dari dugaan kami gitu kan, itu bagian dari operasi intelijen untuk membuat seolah-olah umat Islam yang pro dengan Habib Rizieq supaya benci dengan TNI," kata Aziz lewat sambungan telepon kepada CNNIndonesia.com, Kamis (19/11).
Sumber : CNN Indonesia.com