Foto: Calathea Orbifiola Calathea Orbifiola |
Jakarta - Meski tanaman janda bolong menjadi hits akhir-akhir ini. Namun, realitanya ada dua tanaman yang benar-benar menarik minat pembeli saat ini. Yakni tanaman Philodendron dan Calathea.
Hal ini diutarakan pemilik Delfawood, Anjar (28), toko tanaman hias yang berdiri sejak 2016. Menurutnya keduanya sudah jadi 'bintang' dikalangan peminat sejak lama.
"Untuk penjualan paling banyak itu di tanaman Philodendron dan Calathea. Tetapi sebetulnya sebelum pandemi pun dua jenis tanaman itu sudah banyak yang suka dan best seller," katanya saat dihubungi CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
"Biasanya, untuk item-item tamanan kolektor, tanaman-tanaman yang masuknya rare (langka) itu lebih ke tanaman jenis Philodendron sekarang. Karena kan jenis tanaman Philodendron beragam."
Philodendron Spiritus sancti
Foto: Philodendron Spiritus sancti Philodendron Spiritus sancti. |
Ia juga menuturkan alasan mengapa tanaman hias menjadi sangat populer saat ini. Karena banyak orang menghabiskan waktu di rumah dan pengaruh influencer.
"Contohnya para influencer, selebgram, blogger, vlogger, sampai artis-artis dan publik figure kan main tanaman ya. Ini yang membuat masyarakat semakin sadar bahwa kayaknya semua kalangan sekarang lagi senang main tanaman deh, dan jadi keikutan," jelasnya.
Variegated philodendron (ist) |
Gaya hidup pun juga menjadi faktor lain. Sifat pasar Indonesia yang mengikuti tren membuat tanaman kini laris manis.
Selain itu, penjualan pupuk untuk nutrisinya juga kini mengalami kenaikan. Masing-masing toko tanaman hias pun berupaya membuat serum tanaman andalan masing-masing.
"Orang biasanya nanya pupuk apa yang bagus. Sekarang standar pupuk adalah NPK (mengandung unsur hara utama, yakni nitrogen, kalium, dan fosfor). Semua pupuk itu ada NPK-nya. Semua pupuk juga bagus, tapi kembali lagi ke dosisnya seperti apa. Kadang kita overdosis, kadang under dosis," katanya.
"Karena pupuk juga makin banyak peminatnya, teman-teman online dan penjual tanaman bikin pupuk atau serum tanaman."
Tren tanaman hias selama pandemi sebenarnya bukan hanya terjadi di Indonesia saja. Ini juga terjadi di beberapa negara seperti India dan Filipina.
Meski tak mau membuka lebih dalam soal omzetnya, Anjar mengaku penjualan selama pandemi memang ramai. Keuntungan penjual pun berputar menjadi modal.
"Sekarang misalnya aku beli tanaman seharga Rp 1 juta, aku bisa jual Rp 2 juta. Tapi saat aku belanja lagi di minggu yang sama, harganya bisa Rp 3 juta. Secepat itu harga tanaman naik. Jadi memang ramai, tapi keuntungan tidak sebesar seperti sebelum pandemi Covid-19 kalau untuk tokoku," katanya.
"Karena sebelum pandemi pun, penjualan tanaman kita sudah oke. Waktu pas pandemi ini, yang bikin susah adalah saat tanaman cepat laku, kita susah dapat barangnya. Keuntungan sekarang itu jadi berputar di modal." (**)
Artikel ini disadur dan telah tayang di CNBC Indonesia.