Foto Istimewa (Dok: Guntur) |
Serang, pelitatoday.com - Pewarna Banten terus melanjutkan silahturahmi kepada tokoh-tokoh lintas Agama, guna membangun dialog dan komunikasi dengan tujuan menjadi bagian mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan dalam bingkai kebangsaan, tutur Philip Buulolo selaku - Ketua Pengurus Daerah Pewarna Provinsi Banten memimpin silahturahmi di Pondok Pesantren Shadana Serang.
Kunjungan Pewarna Banten yang jatuh Pada 22/05/2021, disambut hangat oleh K.H. Arif Hidayat SQ, M.Hum, sebagai pengsuh Ponpes Shadana yang di dampingi para santri juga Banser NU yang telah menunggu di lokasi pesantren.
Keakraban sangat terlihat saat berdiskusi tentang kebangsaan.
Menurut Kiai Arif, yang biasa disapa oleh para santrinya, mengemukakan bahwa keberagaman adalah anugerah dan sunnatullah, dan bagi Nahdlatul Ulama (NU) keberagaman sudah selesai dan tidak ada lagi yang perlu di perdebatkan terkait itu.
Dan ketika wartawan dari Pewarna bertanya mengapa simbol masjid di Ponpes Shadana, bukan bulan bintang seperti halnya di masjid yang lain malah terpasang lambang burung garuda.
"Kita adalah Indonesia dan lambang negara semestinya kita junjung tinggi bukan malah kita menghargai simbol negara Turki, makanya di Masjid ini kami memakai simbol burung garuda," tutur Kiai Arif yang sangat moderat dan toleran ini.
Sementara menurut Pdt.Doni Susanto, S.Th yang mewakili umat Kristen dari Gereja Bethel Indonesia, menyampaikan bahwa semua agama mengajarkan kebaikan.
"Karena agama itu hubungan kita dengan Tuhan dan juga hubungan kita dengan sesama. Dan persaudaraan antar lintas iman adalah budaya yang terus di bumikan dan di viralkan," katanya.
Viriyanto, sebagai Ketua Forum Pemuda Buddha Banten yang juga hadir di lokasi, berharap kolaborasi antar lintas iman untuk membuat kegiatan sebagai bagian dari sosialiasi keberagaman yang di mulai dari Banten..
Sementara Kadek Ari yang mewakili tokoh umat Hindu di Banten, menyampaikan bahwa sudah ditakdirkan untuk berbeda sejak lahir. "Namun dengan tujuan saling memahami dan mengasihi," ujarnya.
Silahturahmi hari ini ditutup dengan makan siang yang telah di persiapkan oleh santri di pondok pesantren. (Guntur)