Foto Istimewa (Dok: Dedy H) |
Jakarta, pelitatoday.com - Bencana seperti gempabumi dapat mempengaruhi secara nyata kegiatan masyarakat, termasuk pertumbuhan ekonomi dan investasi suatu daerah. Atas hal itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) lewat Sekolah Lapang Gempabumi atau SLG mengingatkan masyarakat tentang pentingnya antisipasi dan mitigasi gempabumi dan tsunami, agar risiko korban jiwa dan kerugian sosial ekonomi dapat dicegah.
“Sekolah Lapang Gempabumi menjadi perwujudan upaya memperkuat dan meningkatkan kapasitas daerah untuk tanggap gempabumi dan tsunami bagi masyarakat dan sekolah. Tingkat risiko tsunami tersebut dapat kita kurangi dengan meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan Pemerintah Daerah dan masyarakat sekitar dalam menghadapi bencana tersebut,” ujar Deputi Bidang Geofisika BMKG, M Sadly dalam pembukaan Sekolah Lapang Gempabumi, Senin (24 Mei 2021).
Kabupaten Lebak adalah salah satu kawasan yang menarik minat investor dalam negeri dan luar negeri. Berdasarkan laporan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Lebak memiliki nilai investasi menembus Rp.3 triliun pada tahun 2020. Angka itu melebihi target investasi di tahun yang sama yaitu Rp.1 triliun atau meraih tiga kali lipat dari proyeksi awal.
Atas hal itu, BMKG melalui SLG juga berupaya memberi literasi bagi masyarakat termasuk di Lebak, agar dapat sadar terhadap bencana alam dan menyiapkan antisipasi mitigasi terbaiknya. Apabila literasi baik, tentu dapat terus menggenjot investasi di suatu kawasan.
“Pengakuan Internasional atas keberadaan Masyarakat Siaga Tsunami di Kecamatan Panggarangan dan Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak sangatlah bernilai strategis. Setidaknya, dengan terpenuhinya 12 indikator tersebut, wilayah tersebut dinilai siap dalam menghadapi ancaman bahaya tsunami. Hal itu akan meningkatkan kepercayaan dan minat para wisatawan dan investor,” jelas Sadly.
Sementara, Wakil Bupati Lebak, Ade Sumardi, pada kesempatan pelaksanaan SLG baru-baru ini mendorong tentang pentingnya keseimbangan berusaha dan berdoa dalam mitigasi bencana. Dia menyebut pelatihan SLG BMKG menjadi upaya mendorong komunitas di Lebak agar masyarakat paham tentang penanggulangan bencana. Seiring dengan itu, berdoa menjadi hal yang tidak boleh ditinggalkan.
“Berdoa kepada Allah meski tidak ada kejadian tetapi ada potensi, kedua ikhtiar,” pungkas Ade.
Penulis: Dedy Haryadi