Foto Yanti br.Nainggolan dan Keluarga. (Ist) |
Medan - Pihak HKBP Tanjung Mulia dan Reftania Yanti br. Nainggolan memberikan klarifikasi lengkap di gedung gereja terkait kericuhan Pemberkatan Pernikahan yang terjadi pada Sabtu, 29 Januari 2022.
Wartawan Tribun Medan merekam momen ini secara eksklusif. Pertemuan terjadi lebih dari 1 jam.
Yanti membantah seluruh tuduhan ibu kandungnya, Asima Mariati Ema.
Ia juga merasa terpukul dengan bully 'pedas' dari para warganet.
Termasuk komentar 'Anak Durhaka karena Menolak Memeluk Ibunya sebelum Pemberkatan.'
"Saya tidak menolak, hanya ibu saya datang dengan memegang kening saya," kata Yani Nainggolan.
Yanti khawatir make-up dan sanggul pengantin dirusak oleh ibunya.
Ia menegaskan tidak melarang keluarganya hadir ke pemberkatan pernikahan, bahkan tidak ada mengusir Sang Ibu keluar dari kompleks gereja.
Klarifikasi Lengkap
Yanti menyampaikan, secara lengkap klarifikasi yang terjadi di media sosial atas apa yang diviralkan ibunya.
Memang seperti direncanakan bersama mertuanya, tahun lalu pada Juni 2021 lalu pernikahan itu akan dilaksanakan pada tahun 2022.
"Jadi karena sudah direncanakan, lalu aku pamit ke mamak. Terus mamak bilang, oh bagus lah. Apalagi, kami pun berpacaran sudah jalan lima tahun. Lantas apalagi yang mau kami tunggu, sementara usia pun sudah cukup dam aku merasa sudah bisa membangun rumah tangga," ujar Yanti, Minggu (30/1/2022) Malam.
Lalu, kepada Yanti ibunya bertanya. Yanti memberitahu ibunya akan dilaksanakan awal tahun. Dan kemudian tibalah waktunya untuk menikah, dan Yanti memberitahu ibunya.
Keluarga dari ibunya juga telah diberitahu Yanti, yakni adik laki-laki ibunya. Dan saat itu, nantulangnya (istri adik kandung ibunya) senang mendengar kabar Yanti menikah dan meminta dijahitkan kebaya.
"Intinya, keluarga dari "Tulang" Sitorus paman saya sudah tahu dan sudah ada boa-boaku (pemberitahuan)," ujar Yanti.
Lalu, ibunya menelpon Yanti kembali ketika waktu untuk pesta pernikahan mendekati waktunya. Dalam pembicaraan itu, ibunya bertanya "jelasnya kau Yanti".
Lalu Yanti menjawab, "jelaslah mak". Disambung pertanyaan oleh Yanti kepada ibunya "siapa yang mangamai aku (siapa yang menggantikan ayahku pada pernikahanku".
"Ya Simanjuntaklah (ayah tirimu) kata mamak. Dan kubilang, enggak bisa loh mak," sebut Yanti.
Kata Yanti, ibunya mengatakan "siapa bilang enggak bisa". Dan Yanti menjawab ibunya "enggak mungkin karena aku Boru Nainggolan".
Kekisruhan pun mulai lahir saat Ibunya memaksakan diri agar ayah tirinya bermarga Simanjuntak yang mengamai secara adat, bukan adik kandung almarhum ayahnya. Bahkan, ibunya menyebut akan menemui ahli adat "raja parhata".
Tentu, Yanti yang merasa dirinya lahir dari Marga Marga Nainggolan keberatan dipaksa menjadi Simanjuntak. Yanti bersikeras, apalagi adik kandung ayahnya masih ada, serta Yanti tidak mau marga ayahnya diwakili marga lain ayah tirinya.
Lalu, pengakuan Yanti ibunya mulai membentaknya dan bilang "oh sudah hebat kau ya, kau bilang-bilang sama uda mu (adik kandung ayahhmu". Dan Yanti menjawab, "kan aku Boru Nainggolan".
Ibunya pun menurut Yanti semakin geram, dan menyebut sudah menganggap Yanti telah mati. Yanti lalu disumpahi tidak bakal punya anak karena menolak permintaan ibunya agar Simanjuntak sebagai pengganti ayahnya pada pesta pemberkatan dan pesta adat itu. Yanti pun gelisah, nyaris putus asa.
Setelah itu, Ibu Yanti mengadukan persoalan itu ke saudara laki-lakinya, selaku tulang keluarga Sitorus. Yanti pun dihubungi melalui telepon dan dimarahi, lalu disuruh datang menghadapi adik kandung ibunya "tulang" Sitorus.
Yanti bersama perwakilan marga Nainggolan, lalu datang menemui pihak marga Sitorus tulangnya. Namun, di sana sudah terlebih dulu Ibunya bersama Simanjuntak ayah tirinya tiba.
Di hadapan tulang dan ayah tirinya, Yanti terkejut dimaki-maki oleh ibunya karena tetap bersikeras menjunjung marga Ayah kandung dalam pesta pernikahan maupun adat istiadatnya. "Binatang si Yanti ini. Memang anak anjingnya ini, perempuan enggak ada otak. Gitu kata mamakku, kekmanalah aku mau ngomong baik sama dia," ujar Yanti.
Ibunya lalu membentak dan mengatakan Yanti menganggarkan pendidikan sarjana. "Taunya aku enggak aku mengkuliahkan kau," ucap Yanti menirukan perkataan ibunya.
Karena berdebat, sebuah gelas kaca pun nyaris mendarat di kepalanya oleh ibunya yang emosi. Beruntung, istri adik kandung ibu "nantulangnya" mencegah.
Kepada Ibunya, Marga Nainggolan yang mendampingi Yanti juga sudah menawarkan bahwa dirinya akan tetap bersama barisan keluarga Nainggolan sebagai ibu kandung. Asalkan, Simanjuntak sebagai ayah tiri tidak mengambil peran sebagai ayah yang notabenenya tidak ada kaitan dengan Nainggolan.
"Nainggolan meminta, mamak ikut dan bahkan menerima sinamot. Asalkan, di uduran Nainggolan dalam perhelatan adat tanpa ada Simanjuntak agar tak menyalahi adat," terang Yanti.
Percakapan pun tak membuahkan hasil. Ibu dan tulangnya memaksa agar mertua Yanti datang menghadapi dia dan keluarga Sitorus pamannya.
"Jangan kau anggap lagi aku tulangmu dan jangan kau anggap ini mamakmu", kata Yanti menirukan percakapan tulangnya kepada dia.
Berselang setelah itu, sekitar 12 Januari 2022 menjelang acara "partuppolon" pra nikah, Yanti didatangi tulangnya ke kantornya tempat dia bekerja. Yanti menolak, karena dia khawatir serta curiga akan terjadi sesuatu pada dirinya sehingga menolak untuk bertemu.
Kepada Pendeta Ojak Sihite yang memberkatinya, dia menyampaikan terimakasih. Pendeta Ojak Sihite telah menjalankan tugasnya sebagai pendeta, mulai dari mencoba memediasi hingga memberkati pernikahannya.
Hal yang membuat Yanti sakit hati juga, saat kakek dari orang tua ibunya meninggal dia tidak dimasukkan dalam riwayat. Melainkan marga Simanjuntak yang didaftarkan sebagai hela dan cucunya.
Menurut Yanti, keluarga Sitorus terlalu berlebihan membela ayah tirinya Simanjuntak. Dan anehnya, sebelumnya juga antara ibunya baik bapak tirinya marga Simanjuntak dulunya juga tidak harmonis.
Yanti sendiri juga jauh-jauh hari kurang dianggap di ruang lingkup keluarga tulangnya, Sitorus. Begitu pun, dia masih berusaha melapangkan dada, hingga akhirnya dia bingung sendiri.
Yanti kini banyak dibully netizen, padahal menurut Yanti netizen tidak tahu persoalan dan kebenarannya. Menurutnya, Netizen terlalu beropini sendiri dan menyalahkannya karena termakan giringan opini ibunya di media sosial.
"Tapi, semoga banyaklah rezeki ku dari Tuhan atas hinaan orang-orang. Hanya itu yang aku minta dari Tuhan, dan semoga cepat dapat momongan. Dan kutukan mamak itu, semoga jadi berkat buat kami," kata Yanti.
Berkaitan dengan pernyataan ibunya sudah mengkuliahkan dirinya, Yanti memberi penjelasan. Yanti tamat SMK tahun 2015, dan Yanti mulai lah stres akan melanjut ke mana.
Di kumpulan gereja, Yanti bertemu dengan temannya. Kepada Yanti, lalu ditawar berjualan tisu asalkan bisa menghasilkan duit yang menurut dia sudah dengan cara yang benar, dan 10 Juni 2015 Yanti telah bekerja.
Lalu, Yanti kuliah dan gaji pertamanya untuk 'DP' sepeda motor, serta biaya pertama masuk kuliah. Tiap bulan, Yanti membayar uang kuliah dari hasil kerja.
Begitu pun, walau sebatas SPG, Yanti tetap memberikan bulanan kepada ibunya sejak 2015 hingga November tahun 2021. "Jadi, walau pun aku sampai udah ngekost, aku tetap memberi sama mamak selama ini walau pun dia udah tanggung jawab Simanjuntak. Tali karena aku anaknya, enggak ada yang salah kalau aku memberi mamak," sebut Yanti.
Sementara itu, Praese HKBP Distrik Medan-Aceh Pdt Suwandi Sinambela menyampaikan, secara kelembagaan gereja, pemberkatan sudah benar berjalan sesuai aturan. Bukan seperti yang viral pada postingan ibu mempelai wanita tersebut.
Pendeta Ojak Sihite yang memberkati pernikahan itu mengatakan sesungguhnya ini persoalan adat yang bahkan dianjurkan sebelumnya untuk berdamai. Sayangnya, di dalam video tersebut seolah-olah sudah ada pemberkatan, padahal pendeta menunggu selesai barulah dilanjutkan pemberkatan.
"Dan setelah diselesaikan hari itu juga, ibunya sudah mencium dan mengucapkan selamat kepada Yanti. Barulah dilanjutkan pemberkatan pada Sabtu lalu," ujar Praeses HKBP.
Artinya, secara fungsinya, Pendeta sudah menjalankan tugasnya dengan benar. Mulai dari proses memberi pandangan kepada sang ibu, serta menyarankan bila persoalan adat diselesaikan secara kesepakatan.
Pendeta Ojak Sihite menegaskan, bahwa pemberkatan dilakukan setelah ibubdan tulangnya beserta Yanti bermaaf-maafan di balai pertemuan Gereja di hadapan pendeta. "Jadi, tidak benar pemberkatan dilakukan sebelum masalah selesai," ujar Pendeta Ojak Sihite.
Respon sang adik kandung pengantin, Thesa Leonika Nainggolan
Melalui akun Facebook pribadinya, Rhesa Leonika Nainggolan menuliskan penjelasan bahwa klarifikasi yang dibuat oleh kakaknya terkesan memutar-balikkan fakta yang sebenarnya.
"Menangis melihat kakak buat video klarifikasi. Jauh 180 derajat pembicaraan yang berbalik. Semua manusia tau kak kalau kita dari dulu sudah dibuang oleh bapak kandung kita. AKU DAN ADIKKU diculik dibawa ke kampung selama 8 bulan pada tahun 2010.
Karna bapakku menikah lagi, dibalikkan lah kami sama orangtua kami yaitu Mama kami. Dari kecil aku yang tau bagaimana perjuangan Mama buat kita bertiga. Sekolah TK,SD,SMP dan SMK pun adalah hasil perjuangan seorang ibu yang menyekolahkan dan menghidupkan kami.
Benar kau kerja untuk melanjutkan sekolah tinggi, tapi tanpa TK,SD,SMP,SM, kakak ga akan bisa kuliah ya.
Intinya tidak ada sangkut paut untuk membuat situasi semakin buruk karna marga Simanjuntak. Dialah seorang bapak yang membantu dan menemani Mama ku untuk membesarkan kami.
Coba lihat keluarga Siburian itu nia! Ada memberitahu kalau kakak mau menikah dengan anaknya? TIDAK !!!
Itulah yang diharapkan orang tua kita, Mama kita yang membesarkan kita. Sehat lah ya kak, tidak ada kuasa yang lebih besar dari kuasa Tuhan Yesus.
Aku percaya Roh Kudus tercurah di hidupmu, mujizat Tuhan nyata dalam hidupmu, Balik lagi kak, apapun keadaanmu kami menerima mu ya kak. Waktu Tuhan pasti yang terbaik buat kita balik ya kak ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
Tuhan Yesus memberkati mu." Tulis Rhesa Leonika Nainggolan.
Editor : Redaksi