Foto Istimewa. (Dok: Pribadi) |
Kota Tangerang, pelitatoday.com - Antrian armada pengangkut Sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing sering kali terjadi, hal ini penyebabnya sampah yang terus meningkatnya volume sampah TPA Rawa Kucing karena tidak adanya lagi ketersedian lahan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Rawa Kucing, di wilayah Kelurahan Kedaung Wetan, Kecamatan Neglasri yang terpantau pada hari Kamis. (10/03/2022).
Perkiraan dalam kurun waktu 2 - 3 tahun kedepan TPA Rawa Kucing tidak lagi mampu menampung Volume Sampah yang bisa mencapai 1.300 ton/hari, jika di kalkulasi dalam sebulan bisa mencapai 3.900 ton. Jika di kalkulasi dalam kurun waktu setahun, kira-kira berapa nilai tonasea.
Lamanya antrian Armada pengangkut sampah hingga memakan waktu 2-3 jam, "antri sampai kapan begini terus?" kata salah seorang sopir yang tidak mau disebutkan namanya.
Ketua Rukun Warga (RW) 004 Kel. Kedaung Wetan Hilal Bhoby menyampaikan Pandangannya terkait volume sampah di TPA Rawa Kucing, Warga RW. 004 adalah penyumbang sekaligus pelaku dalam mengurangi volume Sampah.
Keseharian warganya sekitar 45 % yang mencari nafkah di TPA Rawa Kucing dengan memulung sampah plastik dalam sehari, dari 45% warganya dapat menghasilkan 200-300 Kg sampah plastik bahkan lebih, menurutnya hal tersebut merupakan suatu cara dalam mengurangi volume Sampah di TPA Rawa Kucing.
Selain dapat mengurangi volume sampah dan dapat penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi dengan keberadaan TPA Rawa Kucing di Wilayah Kelurahan Kedaung Wetan, warga 004 adalah yang terdampak dari pengelolaan sampah tersebut, namun warga RW. 004 tidak ada reaksi negatif apapun.
"Hal ini seharusnya mendapat apresiasi dan perhatian dari Pihak Dinas Lingkungan Hidup ( DLH ) Kota Tangerang melalui UPT. TPA Rawa Kucing," ujar Sekretaris Bahana Pemuda Pecinta Lingkungan ( BP2L ).
Lanjut Sekretaris Bahana Pemuda Pecinta Lingkungan (BP2L) mengatakan, akibat tidak becusnya UPT. TPA Rawa Kucing, akhirnya penataan TPA Rawa Kucing menjadi kurang maksimal sehingga salah satunya terjadi antrian Armada Pengangkut Sampah.
Adanya salah satu armada pengangkut sampah dari luar kota Tangerang yang jelas-jelas tidak sesuai dengan SOP di TPA Rawa Kucing serta beberapa kendaraan-kendaraan berat yang rusak tidak dapat diperbaiki sehingga Sampah yang di angkut oleh Armada yang masuk di TPA Rawa Kucing sering terjadi antrian panjang.
Sementara Ketua RW. 004, Hilal, berharap, agar Pemerintah Kota Tangerang memberikan solusi signifikan terkait permasalahan-permasalahan sampah di TPA Rawa Kucing dan dapat memberikan perhatian bagi para pemulung.
Jika Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Lingkungan Hidup ( DLH ) Kota Tangerang atau UPT. TPA Rawa Kucing tidak cepat mengambil beberapa langkah, maka akan menambah parah keadaan yang ada di TPA Rawa kucing dan akan berdampak negatif kepada masyarakat dan lingkungan yang terdampak pengelolaan sampah
"Saya khawatir akan adanya reaksi dari masyarakat sekitar TPA Rawa Kucing," tambahnya.
Informasi yang ia dapat akan adanya proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah(PLTS) di lokasi TPA Rawa kucing dan infonya sudah terjadi teken kontrak antara PT.Tangerang Nusantara Global selaku owner dengan PT.Oligo infrastruktur sebagai pemenang tender.
"Saya berharap proyek PLTS tersebut segera dapat direalisasi agar menjadi solusi persoalan yang ada di TPA Rawa Kucing. Saya sangat berharap kepada Pemerintah Kota Tangerang, untuk dapat memberikan solusi tentang persoalan TPA Rawa Kucing," tutup Hilal.
Editor : Redaksi