Ilustrasi Pasar Modal. |
Jakarta – Menuju investasi berkelanjutan di Indonesia menjadi concern bagi pelaku pasar modal Indonesia saat ini. Kepedulian ini ditunjukkan dengan besarnya animo masyarakat untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang sudah menetapkan prinsip Environmental Social Governance (ESG) yang baik.
Perusahaan yang menerapkan aspek ESG yang lebih baik dinilai mampu membuat investor lebih percaya akan keberlangsungan usaha perusahaan di masa depan. Hal itu secara otomatis akan memberikan potensi keuntungan dalam jangka panjang.
Minat investor tersebut tercermin dari besarnya pertumbuhan investasi di perusahaan yang aset atau produk investasi bertemakan ESG.
Jika merujuk perkembangan dana kelolaan (asset under management/AUM) manajer investasi (MI) sejak tahun 2016, jumlah AUM ketika itu hanya sebesar Rp42 miliar, dan melonjak menjadi sebesar Rp3,46 triliun pada bulan November 2021 berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Secara global, United Nations of Principle of Responsible Investment (UNPRI) mencatat, jumlah signatories AUM investasi berbasis ESG yang terdaftar di PRI juga meningkat dari sebesar US$ 59 triliun pada 2015 menjadi US$ 121,3 triliun pada 2021.
Awalnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) hanya ada dua indeks yang berbasis ESG yaitu IDX ESG Leaders dan Sri Kehati. Namun, melihat tingginya animo dan permintaan masyarakat akan produk investasi berbasis ESG, pada 20 Desember 2021 lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) meluncurkan dua indeks baru yang dinamakan ESG Sector Leaders IDX KEHATI dan ESG Quality 45 IDX KEHATI.
BEI mencatat, dari data historis yang ada, dua indeks yang berbasis ESG tersebut yaitu, Indeks SRIKEHATI dan Indeks ESG Leaders selain mendorong praktik berkelanjutan, secara performa juga mampu memberikan imbal hasil (return) relatif lebih tinggi dari indeks IDX 30 dan Indeks LQ45. Secara year to date, berdasarkan data statistik harian yang ada di BEI sampai dengan tanggal 16 Maret 2022, indeks SRIKEHATI mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 10,12%, indeks ESG Leaders sebesar 8,8%, indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI sebesar 8,56% dan ESG Quality 45 IDX KEHATI sebesar 5,11%.
Bagi investor yang memiliki kepedulian terhadap indikator ESG dapat menggunakan indeks ESG yang telah dikembangkan sebagai referensi, atau mudahnya melakukan investasi pada reksa dana berbasis indeks ESG. Selain itu investor juga dapat melakukan analisa aspek ESG berdasarkan aspek-aspek material yang berhubungan dengan perusahaan, salah satu sumber keterbukaan yang dapat digunakan adalah dari Sustainability Report / Laporan Berkelanjutan perusahaan. Cara lainnya dengan menggunakan analisis ESG yang dibuat pihak ketiga.
Inisiatif menuju investasi berkelanjutan di Indonesia tercantum pada Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap 2 tahun 2021-2025 yang dibuat OJK yang berjudul The Future of Finance. Secara bertahap, setiap perusahaan yang tercatat di BEI kini wajib menyampaikan Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan kepada OJK dan melaporkan Laporan Berkelanjutan kepada publik.
Diawali dengan bank-bank besar (d.h. Bank BUKU 3, BUKU 4, dan Bank Asing) mulai tahun 2019, dilanjutkan dengan bank-bank menengah dan kecil (d.h. bank BUKU 2 dan BUKU 1) serta Emiten dengan jumlah aset di atas Rp250 miliar mulai tahun 2020. Emiten dengan aset skala menengah (aset di atas Rp50 – Rp250 miliar) diwajibkan mulai tahun 2022.
Sedangkan Emiten dengan asset skala kecil dengan aset di bawah Rp50 miliar diwajibkan menyampaikan Laporan Berkelanjutan mulai tahun buku 2024.*** (TIM BEI)