Foto Istimewa. |
JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang juga alumni SMPN 49 Jakarta mengunjungi almamater sekolahnya guna memberikan motivasi kepada para civitas akademika SMPN 49 Jakarta dalam acara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Ratusan sivitas akademika yang terdiri dari siswa tahun ajaran baru, siswa aktif tahun ajaran sebelumnya, guru yang masih aktif mengajar, hingga pensiunan mantan guru yang dahulu pernah mengajar Bamsoet dan kawan-kawannya, datang menghadiri acara tersebut.
"Sebuah kehormatan sekaligus kebanggaan bisa diundang oleh sekolah tempat dahulu saya belajar dan menimba ilmu pengetahuan. Selain berbagi pengetahuan dan motivasi, kunjungan ini juga memberikan kesempatan kepada saya untuk bernostalgia bersama para sahabat SMP lainnya, mengenang kembali berbagai kejadian di masa lalu. Sekaligus bertemu para guru, memohon doa restu serta kembali mengucapkan terimakasih, karena berbagai hal yang saya capai pada hari ini tidak lepas dari didikan para guru di masa lalu," ujar Bamsoet saat mengunjungi SMPN 49 Jakarta, Senin (11/7/22).
Turut hadir antara lain, Camat Kramat Jati Rudi Syahrul, Kepala Sekolah SMPN 49 Jakarta Sumarno, Lurah Kramat Jati Karman, Kepala Satuan Kerja SMPN 49 Jakarta Samkono, serta Danramil Kramat Jati Kapten Asnawi.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, di era sekarang yang paling penting untuk dikedepankan adalah semangat kerjasama dan kolaborasi. Jaringan (networking) merupakan salah satu kuncinya. Karena itu, keberadaan alumni SMPN 49 Jakarta yang tersebar di berbagai bidang usaha dan pekerjaan, selain menjadi kekuatan sosial juga bisa dikembangkan menjadi kekuatan ekonomi.
"Dengan kembali datang ke SMPN 49 Jakarta, mudah-mudahan saya dan para alumni lainnya bisa memperkuat jaringan alumni SMPN 49 Jakarta. Sehingga adik-adik yang kini sedang menempuh pendidikan di SMPN 49 Jakarta bisa mengetahui bahwa selain memiliki guru di sekolah, mereka juga memiliki banyak kakak di luar sekolah," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Keamanan dan Pertahanan KADIN Indonesia ini turut menceritakan kisah hidupnya kepada para civitas akademika SMPN 49 Jakarta, sebagai bagian memberikan motivasi dan sharing pengalaman. Meskipun lahir dan besar di lingkungan militer, dirinya justru memilih berkarir sebagai wartawan. Dimulai sebagai reporter di Harian Umum Prioritas pada tahun 1985, kemudian Sekretaris Redaktur majalah Vista pada tahun 1987, hingga akhirnya mendirikan sekaligus menjadi Pemimpin Redaksi majalah Info Bisnis pada tahun 1991.
"Saat menjadi wartawan dan mendapat tugas meliput pembukaan pasar induk kramat jati, saya mengetahui dari pedagang bahwa mereka mengambil barang dari Bekasi. Lantas saya menawarkan diri menjadi pemasok mereka. Para pedagang setuju asalkan harganya lebih murah atau sama dengan pemasok lainnya. Dengan menyewa kendaraan pick up, setiap pagi dini hari saya bolak-balik dari Bekasi ke Pasar Induk Kramat Jati. Keuntungan yang didapat juga lumayan. Dari sinilah saya belajar tentang pentingnya memanfaatkan peluang. Memulai usaha tidak harus dimulai dengan modal yang besar, melainkan bisa dengan memanfaatkan peluang yang ada," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum SOKSI ini menambahkan, sebagai wartawan, dirinya juga mendapat banyak kesempatan bertemu para tokoh hebat, seperti Aburizal Bakrie, Fadel Muhammad dan Agung Laksono. Dari perkenalan itulah akhirnya ia bisa membangun relasi untuk mengembangkan berbagai usaha, hingga akhirnya bisa masuk Partai Golkar.
"Saya pertama kali mengikuti Pemilu sebagai calon anggota legislatif di Pemilu 1992 dengan nomor urut 18, Pemilu 1997 dengan nomor urut 8, Pemilu 1999 dengan nomor urut 4, dan Pemilu 2004 dengan nomor urut 2. Dalam keempat Pemilu tersebut, saya belum terpilih menjadi anggota legislatif. Baru pada Pemilu 2009, saya bisa terpilih menjadi anggota DPR RI. Disinilah saya belajar tentang pentingnya kerja keras dan konsistensi. Yakin usaha sampai, serta proses tidak akan mengkhianati hasil," cerita Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Ketua Umum Pengurus Besar Keluarga Olahraga Tarung Derajat (PB KODRAT) ini menekankan, berbagai kegagalan yang dihadapinya dalam empat kali Pemilu tersebut (1992, 1997, 1999, dan 2004) justru membawa berkah tersendiri bagi dirinya karena bisa mengurus dan mengembangkan berbagai bidang usaha untuk membuka banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Sehingga ketika terpilih menjadi wakil rakyat dalam Pemilu 2009, dirinya sudah memiliki pondasi finansial yang kuat.
"Saat masuk menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014, saya sudah berkomitmen tidak ingin hanya sekedar datang, duduk, dan diam. Melainkan harus konsisten memperjuangkan kepentingan rakyat. Hal ini saya buktikan dengan menjadi salah satu inisiator Pansus Hak Angket Century, yang berhasil membongkar skandal Bank Century yang mengakibatkan kerugian negara mencapai Rp 6,7 triliun. Kemudian saya juga dipercaya menjadi Ketua Komisi III DPR RI, Ketua DPR RI, hingga kini sebagai Ketua MPR RI. Semua itu selain karena dukungan kawan-kawan dan masyarakat, juga tidak lepas dari buah kerja keras dan komitmen tinggi terhadap pengabdian sebagai wakil rakyat," pungkas Bamsoet. (*)