Foto Istimewa. |
Jakarta, pelitatoday.com - Kedatangan para Raja dan Sultan se-Nusantara yang memiliki agenda acara Kenduri Agung di wakili oleh Imam Aziz dari Keraton Solo, Abi Pangeran Jayakarta, Najoeng Latif dari Keraton Sulawesi serta Sultan Syofian Raja Muda Suthan Pangeran Mangku Dirajo Minangkabau Sumatera Barat menemui Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko di Rumah Dinas Menteng, Rabu (5/10) petang.
Rombongan yang berjumlah kurang lebih 4 orang ini diterima langsung oleh Trisya Suherman (Icha) yang merupakan Ketua Umum Moeldoko Center, pertemuan berlangsung hampir selama kurang lebih 2 jam, beberapa poin pembahasannya antara lain gelaran acara Kenduri Agung para Raja dan Sultan Nusantara yang rencananya akan digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada akhir tahun 2022 mendatang, selain itu juga sempat membahas sosok Satrio Piningit jelang gelaran pilpres 2024.
Acara Kenduri Agung bertujuan menjaga kekhasan budaya dan masyarakat adat tersebar di wilayah 34 provinsi serta menjaring pemimimpin bangsa yang dinilai punya potensi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia untuk kejayaan NKRI.
Sultan Syofian Pagaruyung selaku Ketua acara Kenduri Agung Nusantara menilai Moeldoko punya konsistensi selama menjabat KSP, selalu mendukung program kerakyatan Presiden Jokowi diberbagai kebijakan yang mengedepankan nilai -nilai dasar kebudayaan nusantara.
“Moeldoko sosok Satria Piningit yang dikeluarkan babak akhir” ujar Sultan Sofyan di sela-sela perbincangan yang berlangsung hangat, Sultan Sofyan mengapresiasi kinerja Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang mampu meredam gejolak kenaikakan BBM dengan menstabilkan harga-harga kebutuhan pokok rakyat.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengatakan, pemerintah telah mengupayakan agar tidak terjadi kenaikan harga barang dan jasa dalam waktu cepat, yang berpotensi membebani masyarakat dan menimbulkan gejolak sosial.
“Misalnya untuk masalah energi, minyak, BBM dan lainnya, pemda dapat membuat sistem bekerja sama dengan stakeholder yang ada. Kemudian Tim pengendali inflasi daerah melibatkan aparat pengawas untuk memastikan subsidi benar-benar tepat sasaran,” jelas Moeldoko.
Kenduri Agung Nusantara Mencermati Kondisi Obyektif Bangsa Indonesia.
Di samping persamaan sejarah kerajaan Nusantara, pluralisme Indonesia juga diikat oleh kondisi obyektif bangsa Indonesia sebagai suatu negara bangsa yang menjunjung tinggi asas kebersamaan, lebih menekankan kesatuan kebangsaan ini juga biasa diistilahkan dengan nasionalisme Indonesia.
Realitas masyarakat Indonesia yang terdiri atas berbagai unsur dengan sub kulturnya masing-masing lalu menjalin kesepakatan menampilkan diri sebagai suatu komunitas yang utuh atau bisa disebut “Bhinneka Tunggal Ika”
“Pertemuan wakil utusan daerah kerajaan, kasultanan, suku adat rakyat pribumi se-Nusantara di TMII Jakarta akan dilakasnakan segera pada tahun ini, mencegah Indonesia dari People Power melawan fenomena semena- menaan berbagai bidang Abouse of Power Justitia in Absentia terhadap konstitusi yang melindungi setiap warga negara," ungkap Sultan Sofyan.
Lebih lanjut Sultan Sofyan mengatakan, pertemuan Kenduri Agung Nasional juga menjadi forum silaturahmi tokoh-tokoh nasional untuk membahas kondisi obyektif permasalahan bangsa, akan dihadiri berbagai katagori masyarakat adat Nusantara, yaitu Pertama, Raja dan Wali ( RajaWali) adalah Pendiri NKRI bersama Suku Adat Rakyat Pribumi mengusir Penjajah.
Kedua, Yayasan Kerajaan Kasultanan se-Nusantara (YARASUTRA), Ketiga, Ikatan Cendikiawan Kerajaan Kasultanan se-Nusantara (ICKN), Keempat, Barisan Rakyat Adat Nusantara (BARANUSA).
Penulis: Dedy Haryadi