Ketua Parlemen Turki H.E. Mr. Mustafa Sentop menduduki kursi Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo. |
JAKARTA - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menerima telepon Ketua Parlemen Turki H.E. Mr. Mustafa Sentop yang menyampaikan duka cita atas musibah gempa dengan magnitudo 5,6 yang terjadi di Kabupaten Cianjur pada Senin (21/11/22). Bamsoet juga menyampaikan duka cita atas musibah gempa dengan magnitudo 6,1 yang terjadi di Turki pada Rabu dini hari waktu Turki (23/11/22).
"Ketua Parlemen Turki H.E. Mr. Mustafa Sentop menyampaikan Turki melalui Bulan Sabit Merah akan mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk para korban gempa di Kabupaten Cianjur, dengan berkoordinasi melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan pihak terkait lainnya. Bantuan tersebut merupakan bentuk kepedulian Turki terhadap Indonesia, sekaligus menunjukan bahwa duka Indonesia juga menjadi duka bagi Turki," ujar Bamsoet usai menerima telepon dari Ketua Parlemen Turki H.E. Mr. Mustafa Sentop, di Jakarta, Rabu (23/11/22).
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, BNPB melaporkan akibat gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Cianjur, hingga Selasa (22/11) pukul 17.00 WIB terdapat 268 jiwa korban meninggal dunia. Serta korban hilang mencapai 151 orang. Masyarakat yang mengungsi mencapai 58.362 orang, luka-luka 1.083 orang, serta kerusakan infrastruktur seperti rumah rusak berjumlah 22.198 unit. Sementara gempa di Turki menyebabkan 22 orang dilaporkan luka-luka, serta tidak menyebabkan korban meninggal dunia.
"Indonesia dan Turki merupakan negara yang memiliki tingkat kerawanan cukup tinggi dalam hal bencana gempa. Turki menjadi salah satu negara paling rawan gempa karena berada di garis patahan Bumi. Sementara Indonesia, rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Tidak salah jika Indonesia dan Turki saling meningkatkan kerjasama, baik dalam hal penanganan bencana gempa maupun dalam hal mengantisipasi potensi bencana gempa," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, kerjasama Indonesia dengan Turki terhadap penanganan bencana sudah terjalin sejak lama, baik dari sisi pemerintahan maupun antar masyarakat. Misalnya pada tahun 2020 lalu, Muhammadiyah AID menyerahkan bantuan kemanusiaan untuk korban bencana gempa ke Pemerintah Daerah Bornova, Izmir, Turki. Jauh sebelumnya pada tahun 2011 lalu, saat Turki diguncang gempa hebat dengan magnitudo 7,2, pemerintah Indonesia juga memberikan bantuan sebesar USD 1 juta atau sekitar Rp 8,93 miliar kepada Pemerintah Turki.
"Saat Indonesia menghadapi musibah gempa dengan magnitudo 7,7 di Paku pada tahun 2018 lalu, Turki juga mengirimkan bantuan melalui Bulan Sabit Merah Turki. Tidak hanya terhadap bencana gempa, pemerintah Turki juga mendukung Pemerintah RI dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Dukungan tersebut berupa bantuan alat-alat kesehatan terdiri dari 50 set ventilator dan 600.000 box obat-obatan senilai lebih dari Rp 100 miliar," pungkas Bamsoet. (SP)