Penampakan salah satu waduk air bersih di Kota Batam. (dok: Humas BP Batam) |
Batam, pelitatoday.com - Seiring dengan pertumbuhan penduduk, peningkatan pelanggan air bersih juga terus terjadi secara bertahap hingga mencapai hampir tiga ratus ribu pelanggan di Kota Batam.
Peningkatan ini terjadi baik pada wilayah yang sebelumnya telah terdaftar dalam sistem pelayanan air bersih, wilayah baru yang mengalami stress area (daerah yg sulit untuk dilalui air) akibat topografi atau elevasi, maupun wilayah yang berada di ujung area pelayanan.
Maka dari itu, atas peningkatan ini tentunya dibutuhkan infrastruktur tambahan agar mampu mengolah dan menyuplai air secara menyeluruh.
Untuk memastikan kebutuhan air bersih tercukupi bagi seluruh masyarakat, Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) memberikan tiga program solutif atas tantangan pengelolaan suplai air bersih di Kota Batam.
Ketiga program tersebut antara lain, program quick win, program reguler dan Pembangunan Terpadu Lima Tahun yang akan dilaksanakan secara bertahap, mengingat ketersediaan anggaran dan waktu pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Direktur Badan Usaha Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM), Memet E. Rachmat menjelaskan solusi yang ditawarkan pada program jangka pendek sebagai berikut:
1. Pada Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Duriangkang akan dilakukan re-rating atau optimalisasi kapasitas IPA sesuai dengan desain awal sehingga dapat menambahkan ketersediaan air sebesar 250 lpd pada area suplai Batu Besar dan Batu Aji;
2. Pembangunan IPA baru di Duriangkang dengan kapasitas 400 lpd, pada area suplai Kabil-Nongsa dan Batam Kota pada akhir tahun 2023;
3. Penguatan pipa di beberapa titik pelayanan Jaringan Distribusi Utama (JDU) dan Jaringan Distribusi Baru (JDB), seperti pipa di downstream Duriangkang sebesar 800 mm, dan pembangunan pipa di beberapa titik jalan Batu Aji, Kabil, Nongsa dan Sukajadi;
4. Pembangunan Inline Booster Pump (IBP) di jaringan distribusi dengan kapasitas 250 lpd di Simpang Basecamp untuk dapat mendukung penyelesaian aliran air di Daerah Batu Aji-Tanjung Uncang;
5. Pembangunan IPA Muka Kuning Tahap 2 berkapasitas 350 lpd (pembangunan sudah mulai dilakukan, pembangunan WTP dan perkuatan jaringan pipa Mukakuning-Sukajadi)
6. Desalinasi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) di untuk kebutuhan Tanjung Uncang dan Dapur 12 dan Nongsa.
7. Pengadaan truk tangki air sebanyak 5 unit dengan kapasitas 5.000 liter
Memet mengatakan, program Quick Win tersebut diharapkan mampu menyelesaikan sebagian persoalan distribusi air di stress area secara efisien dan efektif.
“Programnya sudah direncanakan sejak November 2022, tapi pelaksanaannya akan dimulai pada Januari 2023 dan dijadwalkan terus berlangsung selama enam bulan ke depan hingga Juni 2023,” ujar Memet.
Agar proses suplai air pada program Quick Win terlaksana secara optimal, maka dicanangkan program Reguler berupa pemasangan pipa-pipa baru yang tersebar di beberapa wilayah.
Dampak dari pemasangan pipa ini akan meningkatkan jumlah pelayanan pada wilayah Tanjung Uncang, Batu Aji, Sei Lekop, Nongsa, Batu Besar, Batam Center, Tanjung Uma, Baloi, dan sebagian wilayah Bengkong.
Dari program ini diperkirakan mampu menambah waktu aliran air, antara 1-2 jam hingga 4-5 jam.
“Untuk program Reguler akan dilaksanakan bersamaan dengan Quick Win. Perbedaannya adalah masa pengerjaannya lebih panjang, diperkirakan rampung pada akhir tahun 2023,” jelas Memet.
Ia melanjutkan, program Reguler merupakan bagian dari program Pembangunan Terpadu Lima Tahun dalam rangka mengantisipasi perkembangan pembangunan dalam 15 tahun, program tersebut akan dilaksanakan secara bertahap selama kurang lebih 5 tahun.
Diantaranya dengan melakukan peremajaan watermeter, perkuatan jaringan pipa eksisting, sehingga perkuatan pipa-pipa baru akan terus dilakukan hingga tahun 2028, di samping program pemeliharaan lainnya terus dilakukan.
Untuk melakukan ini seluruh program ini, dibutuhkan dana kurang lebih 4,5 triliun.
Selain itu, untuk memperkuat ketahanan air di Kota Batam, BP Batam sementara mengkaji penambahan waduk baru untuk memenuhi kebutuhan air di Kota Batam.
“BP Batam akan terus berupaya penuh menjalankan semua program ini sesuai dengan target pelaksanaan dan kami juga memohon dukungan dari semua pihak agar seluruh proses berjalan lancar sehingga distribusi air bersih di Batam dapat terselenggara maksimal,” harapnya.
Perbaikan Kualitas Pipa Air
Sementara itu, menanggapi persoalan pemasangan jariangan dan kondisi pipa yang ada, sesuai dengan hasil pemeriksaan dari PT Surveyor Indonesia Cabang Batam, kualitas pipa air di Batam dinilai masih baik.
Namun seiring dengan pengembangan perumahan dan meningkatnya kebutuhan air bersih di kota Batam untuk penduduk, diperlukan penguatan pada pipa-pipa air yang ada, karena dibutuhkan pipa penyaluran berdiameter lebih besar untuk menyalurkan air ke seluruh lokasi perumahan.
Kepala Biro Humas, Promosi, dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait menjelaskan, pertumbuhan perumahan di Kota Batam saat ini telah menjamah daerah stress area.
Untuk mengantisipasi minimnya pasokan air bersih, dari 23 stress area, PT Air Batam Hilir telah mengalokasikan 10 truk tanki air dengan pengiriman air sebanyak 70 trip per hari.
“Selain itu, sebagai langkah antisipasi, BP Batam sudah menambah 5 truk dalam minggu ini untuk distribusi air,” ujar Ariastuty.
Menilik skema kerjasama yang berbeda dengan pihak terdahulu, BP Batam memastikan pemerintah mendapat porsi pendapatan yang sesuai sebagai modal untuk membangun Kota Batam.
“Prioritas pengembangan saat ini ada pada beberapa jalan utama dan pembuatan waduk agar menambah kuantitas air di kota Batam. Jadi semua arus kasnya harus jelas dan sesuai perjanjian,” jelas Ariastuty.
Ia juga memohon pengertian masyarakat agar tidak membandingkan perusahaan terdahulu dengan PT Air Batam Hulu dan PT Air Batam Hilir yang terhitung baru dalam menangani suplai air bersih di Kota Batam.
“Kami menyadari masih banyak yang harus diperbaiki khususnya dalam penyediaan air bersih kepada masyarakat. Pengawasan maksimal akan kami lakukan kepada mitra BP Batam untuk pelayanan yang lebih baik,”
“Secara keseluruhan, mekanisme jaringan, operasional, armada, dan lain lain menjadi prioritas kami agar dapat dilaksanakan sebaik baiknya,” tegas Ariastuty. ***