Harianto. (ist) |
Harianto, pemuda kelahiran Kecamatan Nipah Panjang, Tanjung Jabung Timur, Jambi mengaku sedih dan geram melihat kondisi jalan di wilayah Tanjung Jabung Timur selalu terlihat rusak parah.
Menurutnya, bertahun-tahun sudah jalan selalu menjadi persoalan utama bagi masyarakat Tanjung Jabung Timur.
“Seolah-olah seperti tidak ada gubernur, bupati dan wakil rakyatnya. Sebelum lahir, sejak saya kecil. Jalan rusak selalu menjadi persoalan utama. Tidak ada perubahan dari dulu. Diperbaiki sedikit, rusak lagi beberapa bulan,” kata Harianto pria keturunan Bugis itu, Rabu (19/4/2023).
Ia membandingkan tempatnya merantau saat yakni Kota Batam yang sangat jauh berbeda dari segi pembangunan infrastrukturnya. Perubahan pembangunan begitu cepat, dalam 6 bulan atau beberapa pekan saja, banyak perubahan terjadi di Batam.
“Kalau disini, perubahan apa? Yang ada rusaknya yang nambah,” ujarnya.
Harianto terbiasa dengan jalan yang lebar dan mulus. Namun, begitu sesampai di Tanjung Jabung Timur, Jambi. “Jalan rusak dimana-mana. Bertahun-tahun tidak pernah benar. Jangankan lebar, mulus aspalnya saja susah. Semua berlubang,” ujar Harianto.
Ia mengatakan, sepanjang jalan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur rusak parah. Adapun yang sudah dibenarkan, tidak sebanding yang rusak parah. Ia merinci wilayah yang jalan rusak parah tersebut di Mendahara, Siau, Berbak, Kampung Laut, Geragai, Petrochina, Muara Sabak, Lambur Luar, Lambur Dalam, Teluk Serdang, Rantau Rasau, dan Nipah Panjang.
“Lucunya, jalan itu kadang separuh-paruh di bangun. Tidak merata. Bisa dibilang, hampir keseluruhan Kabupaten Tanjung Jabung Timur rusak,” ujarnya.
Dari cerita didapatnya dari orang kampungnya, problem jalan rusak ini seolah-olah tidak ada solusi. Bahkan, terkesan ada pembiaran. Sehingga, jalan tersebut tak kunjung diperbaiki.
Berkaca dari daerah lainnya, seperti Batam. Harianto mengaku, kampung halamannya di Tanjung Jabung Timur, sangat jauh ketinggalan.
“Saya jadi bertanya-tanya, apakah pemerintah daerah sini, tidak memiliki solusi atau ide menuntaskan permasalahan ini. Bagaimanapun ini adalah tanggungjawab mereka,” tuturnya.
Harianto mengatakan, bahwa penderitaan masyarakat harus bertambah, dengan kurangnya fasilitas kesehatan. Sehingga, jika ada yang sakit dan berobat, terkadang harus dibawa menuju ke Kota Jambi.
“Bayangkan dengan jalan yang rusak parah ini, ambulance yang tidak bisa melintas jalan ini. Terkadang, kami mendapat kabar, orang sakit ini sudah meninggal di dalam perjalanan,” ujarnya.
Sebagai putra daerah Tanjung Jabung Timur, Harianto merasa prihatin melihat kondisi kampung halamannya.
“Saya menjadi bertanya-tanya, apa yang dilakukan Pemerintah Daerah. Apa yang dilakukan oleh Wakil Rakyat kami di DPRD Tanjung Jabung Timur di Provinsi. Karena yang rusak itu, adalah jalan Provinsi dan jalan Kabupaten,” ujar Harianto.
Permasalahan jalan ini, kata Harianto sudah sangat lama. Beberapa kali pemerintah daerah memperbaiki, namun jalan itu hanya bertahan 6 bulan saja. Harianto jadi bertanya-tanya, apakah tidak ada kajian dari pemerintah daerah sebelum membangun jalan.
“Kalau di Batam, pemerintah sudah mengkaji kontur jalannya, lalu tipe jalan apa yang harus dibangun. Tapi, di Tanjung Jabung Timur ini, saya jadi bertanya-tanya, ada kajian mendalam atau tidak. Jika ada kajian, tentunya jalan yang dibangun bisa bertahan lebih lama,” tuturnya.
Harianto mengatakan, akan berkirim surat ke pemerintah pusat dan berbagai kementerian serta lembaga. Agar pemerintah pusat, bisa memahami dan mengetahui kondisi jalan di Tanjung Jabung Timur.
“Saya kasihan melihat masyarakat disini. Orang tua saya saja kadang mau ke Batam, mikir panjang akibat jalan seperti ini. Saya akan bersurat ke Presiden RI. Saya akan sampaikan kondisi jalan Tanjung Jabung Timur,” tuturnya.
Ia berharap, suratnya sampai. Sehingga, pemerintah pusat mencarikan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat di Tanjung Jabung Timur.
“Jika begini terus, bagaimana masyarakat beraktivitas. Pengiriman bahan pokok dan hasil kebun jadi terganggu,” ujarnya.
Harianto menyarankan, agar pemerintah daerah melakukan evaluasi, atas permasalahan yang sudah menahun di Tanjab Timur.
“Pak Gubernur Jambi, Bupati Tanjung Jabung Timur, pada wakil rakyat ini pada kemana. Berkilo-kilo jalan rusak, apa pemerintah tidak malu?,” kata Harianto yang pernah bersekolah di MAN 2 Tanjab Timur.
Selain itu, ia menantang Gubernur Jambi dan Bupati Tanjab Timur untuk melintasi jalan yang rusak parah setiap hari.
“Coba Pak Gubernur Jambi dan Pak Bupati lewat jalan rusak berkilo-kilo meter ini setiap hari. Biar merasakan penderitaan rakyatnya,” tutur Harianto.
Hingga berita ini diturunkan, pihak instansi terkait belum berhasil diminta komentar. (HR)