Gedung DPRD Kota Batam. |
Batam, pelitatoday.com - Keluhan masyarakat soal pelayanan distribusi air bersih mendapat tanggapan dari instansi DPRD Batam.
DPRD Batam menyarankan agar Badan Pengusahaan (BP) Batam, dapat lebih transparan mengenai kinerja SPAM Batam. Hal ini seiring polemik munculnya anggapan saling lempar tanggung jawab, antara BP Batam dan PT Moya Indonesia selaku operator.
“Perlu dijelaskan ke masyarakat kondisinya seperti apa sebenarnya. Hubungan kerjasama BP Batam dan PT Moya ini seperti apa. Kenapa masalah air bersih ini mereka (BP dan Moya) saling lempar tanggungjawab,” ujar Ketua Komisi I DPRD Batam, Lik Khai melalui sambungan telepon kepada wartawan. Jumat (4/5/2023).
Lik Khai pun seakan miris, di Kota Batam solusi yang ‘dijual’ ke masyarakat hanya dengan layanan air tangki ke rumah-rumah. Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan prinsip kota modern, yang saat ini disebut sebagai Kota Modern.
“Ini tiap postingan di IG dan media sosial menginformasikan jika kondisi air mati atau mengecil karena perbaikan. Harusnya mereka malu dengan hal itu,” lanjutnya.
Bahkan kondisi krisis air yang terjadi bukan hanya di critical area/stress area (daerah ujung atau daerah tinggi) namun di pusat jantung Kota Batam sekalipun terjadi krisis.
“Lihat saja seperti Nagoya, Seruni, dan sebaginya juga terkena dampak. Banyak sekali kendala yang terjadi sejak air ditangani BP Batam (SPAM) dan PT Moya ini,” sebutnya.
Terpisah, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batam Nuryanto mengaku sangat memaklumi dan memahami keresahan dan kemarahan dari warga akan kondisi layanan air bersih di Kota Batam.
Dan politisi PDI Perjuangan ini pun memandang sebuah kewajaran jika terjadi luapan aksi kekecewaan dalam berbagai bentuk dari masyarakat.
“Kami sangat memahami dan memaklumi atas keresahan, kemarahan dan kegelisahan warga Batam akan kondisi layanan air bersih ini. Intinya kami paham dan memaklumi,” tegasnya.
Dan pihaknya pun memandang memang perlu adanya perbaikan dari berbagai sisi dari layanan air bersih yang diberikan oleh perusahaan air bersih di Kota Batam bersama BP Batam.
Bahkan, pria yang akrab disapa Cak Nur ini pun mengaku telah melakukan koordinasi dan pembicaraan secara serius dengan Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam HM Rudi.
Bahkan, Rudi menegaskan telah memberikan atensi serius terhadap persoalan air bersih yang terjadi di masyarakat.
Bukan tanpa alasan, mengingat gangguan terhadap suplai air bersih menjadi keluhan utama masyarakat sejak beberapa bulan terakhir.
Namun demikian, BP Batam mengaku telah menyiapkan sejumlah rencana strategis untuk memaksimalkan suplai dan menjaga ketersediaan air bersih yang ada.
Mulai dari penindakan terhadap sambungan air ilegal (illegal connection) hingga pembersihan tanaman liar dan eceng gondok di areal waduk.
Di sisi lain, BP Batam juga tengah mengganti jaringan instalasi air yang telah termakan usia dan membangun Water Treatment Plant (WTP) di Sei Beduk dengan kapasitas suplai sekitar 500 ribu liter per detik.
“Kita berharap polemik air bersih ini bisa segera diatasi, sehingga pelayanan kepada masyarakat bisa semakin maksimal,” tutupnya. (Al)