130 peserta memasak AAF 15 di kampus LSBA. |
"LSBA selalu berusaha memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa serta mengajak orangtua untuk menjadi bagian dari proses belajar," ujar Chrisdina Wempi, Direktur LSCAA dan LSBA.
Dikatakan, keterampilan yang dikuasai setiap siswa pada dasarnya adalah modal yang dapat dikembangkan oleh orangtua," tambahnya.
LSBA sebagai sebuah lembaga pelatihan dan keterampilan bagi remaja berkebutuhan khusus secara konsisten hadir dengan program-program yang membentuk keterampilan. Kelas yang ditawarkan meliputi Teknik Cetak (sablon dan digital), Kriya Tekstil, Tata Boga, dan Administrasi Perkantoran.
Menurutnya, pembelajaran berjalan selama 6 semester (3 tahun) dengan tambahan 1 tahun di Balai Latihan Kerja (tidak wajib). Format kurikulum yang dibentuk mengacu pada kenyamanan siswa individu berkebutuhan khusus dengan harapan dapat memaksimalkan hasil pembelajaran.
Sebagai salah satu bentuk komitmen, maka tahun 2023 LSBA merencanakan pembangunan kampus Bali yang diharapkan selesai pada tahun 2024. Program yang ditawarkan akan dimulai dari beragam kursus pendek yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal, kemudian akan berkembang menjadi program dengan durasi 6 semester.
"Pembagunan LSBA Bali akan bersanding dengan kampus LSPR yang telah 7 tahun berada di Bali," tuturnya.
Diadakannya AAF dan pengembangan LSBA di Bali, dengan harapan dapat terus berkontribusi pada penerimaan masyarakat akan individu berkebutuhan khusus dan menciptakan lingkungan yang inklusif.
Penulis: Fadil