Benediktus Fasak saat ikut Stand Up Comedy. |
Acara yang digelar dalam rangka Hari Bhayangkara ke 77, dimaksudkan untuk membina tradisi, mengukur, dan mempererat hubungan antara masyarakat dengan Polri.
Polri mengapresiasi para peserta, baik komika maupun musisi, dengan total hadiah Rp110.000.000. Dalam Festival Musik Bhayangkara, sukses menghasilkan karya -karya indah dari para musisi yang sedang merintis karirnya. Salah satunya Benediktus Fasak.
Pria berdarah Maluku yang akrab disapa Bens, menjadi juara pertama setelah menyisihkan empat finalis lainnya di babak Grand Final.
Awal Bens mengikuti festival ini karena disarankan
oleh temannya untuk mendaftar kompetisi ini. Dia mengaku langsung tertarik karena
memang bermusik dan menciptakan lagu sudah menjadi kegiatannya sehari-hari.
Dibantu oleh rekan dan mertuanya yang juga musisi, Bens menghasilkan karya dengan
genre pop yang menyentuh hati dewan juri dan para penonton semalam.
Proses
penciptaan lagu ini memakan waktu dua hari satu malam bersama empat sosok musisi
jenius di baliknya.
Ditanya darimana datangnya ide menciptakan lagu, Bens mengaku waktu mencari ide paling tepat adalah ketika bangun tidur.
Bens terinspirasi
menciptakan lagu kemenangannya ini di pagi hari saat dirinya sedang bermain gitar.
"Lagu
yang menceritakan tentang perjuangan Polri selama 77 tahun mengamankan, menertibkan,
melindungi, dan memberikan pelayanan kepada masyarakat Indonesia dikemas dengan
nuansa sedih namun membangunkan semangat juang Polri." kata Bens.
Bens sempat menuturkan ceritanya sebelum menjadi juara, tepat ketika dirinya berdiri di
stage Grand Final Minggu malam kemarin.
Bens mengaku kurang persiapan karena kurang
tidur untuk
mempersiapkan acara ini dan sempat gemetar di atas panggung lantaran gugup
disaksikan Kapolri dan seluruh jajarannya. Dirinya hampir saja lupa lirik saat membawakan
lagu perjuangan Polri tersebut.
Melihat semangatnya yang tinggi, tak ayal, meskipun bermodalkan handphone dan hanya
menggunakan keyboard saat mengikuti audisi, dirinya berhasil pulang dengan membawa
total Rp50.000.000.
“Aku juga nggak nyangka bakal jadi juara, tadi udah tidur-tidur aja pasrah deh sama
hasilnya, eh ternyata dipanggil jadi juara," jelasnya.
Bens juga menyampaikan bahwa kemenangannya ini adalah milik bersama, Ia ingin
menggunakan total hadiahnya untuk membahagiakan keluarga dan kerabat serta mertua
yang sudah berjasa membantu dirinya sampai di titik ini.
Selain itu, Bens berharap dengan kemenangannya ini bisa menjadi jalan pembuka bagi karir
bandnya. Ia ingin sekali bisa merelease single baru yang lebih fresh untuk band yang saat
ini menghidupi keluarganya.
Kesibukannya sebagai penyanyi reguler di kafe-kafe Senopati setiap malam bersama
dengan bandnya Gands membuat dirinya semangat untuk menghasilkan lagu baru setelah
lagu perdananya yang berjudul CLBK. Baginya, Gands adalah saudara basaudara. Sesuai
arti namanya, Gandong Saudara.
Tak heran bila jiwa musik sudah mengalun di tubuh Bens, dalam sesi interview ini Ia juga
menceritakan bahwa keluarganya adalah keluarga musisi.
Ibunya gitaris dan ke-4 kakaknya
adalah seorang musisi band. Hal itulah yang membuat Bens dapat dengan mudah
menciptakan lagu yang menyayat hati.
"Aku berharapnya, acara ini terus tersedia di tahun-tahun mendatang
dan dijadikan ajang pencarian bakat tahunan supaya dapat menjadi wadah bagi generasi
muda yang sedang merintis, dan orang-orang yang berbakat
lainnya supaya lebih giat menciptakan lagu," ujarnya.
Sebagai seorang musisi Bens menyarankan tahun -tahun yang akan datang Festival ini tetap menggunakan tema yang sama untuk Polri.
"Bagi aku tema ini cukup menantang supaya anak yg muda dan teman -teman musisi lainnya
dapat explore untuk menciptakan lagu sesuai dengan ketentuan yang ada. Aku sangat bergembira dapat mengikuti event ini dan berharap tahun depan bisa
datang kembali untuk menyaksikan Festival Musik Bhayangkara 2024," katanya. Dedy