Influencer yang tergabung dalam gerakan yang di prakarsai oleh Thariq Halilintar. (ist) |
Ada banyak nama besar di dalam gerakan ini seperti Fuji An, Fico Fachriza, Hassan Alyadruss, Meisya Sallwa, Lula Lahfah dan masih banyak lainnya.
Mereka anak anak muda yang ingin merayakan hari Kemerdekaan Indonesia ke-78 dengan kegiatan positif dan ingin memberikan inspirasi kepada siswa SD, SMP, dan SMA/SMK.
"Kami di sini cuma perwakilan. Ini proyek bersama, prosesnya juga sangat cepat, hanya 3-4 hari. Ini semua teman -teman influencer dan industri kreatif saling membantu untuk acara ini," kata Thariq Halilintar.
Terdapat 1.017 paket alat tulis yang diberikan kepada siswa SD, SMP, dan SMA/SMK di Kota Semarang. Pemberian paket alat tulis itu tercatat dalam rekor MURI.
Selain itu, kegiatan positif ini juga di support oleh Gubernur Jawa Tengah selaku tuan rumah yaitu Ganjar Pranowo, ber terima kasih atas kegiatan positif anak -anak muda ini.
"Saya menyampaikan terima kasih, ternyata para influencer sedang main ke Semarang. Nggak tahu kegiatannya ada berapa. Tapi tadi sebuah peristiwa yang menurut saya menyenangkan, karena mereka peduli sama anak sekolah dan memberikan bantuan," kata Ganjar.
Ganjar mengatakan, peristiwa yang dilakukan oleh para influencer itu dapat menginspirasi anak-anak muda lainnya. Sebab, puluhan influencer itu merupakan anak-anak muda kreatif.
"Mudah-mudahan kisah ini menginspirasi banyak anak-anak muda yang sangat kreatif ini.
Kemudian bisa memberikan manfaat orang banyak," katanya.
Inspirasi itu, lanjut Ganjar, juga dapat diberikan kepada anak-anak sekolah melalui sesi diskusi atau sharing dengan para influencer. Tokoh-tokoh ini pasti memiliki banyak ilmu yang bisa dibagikan kepada para pelajar dari tingkat SD sampai SMA yang hadir.
Selain itu juga, dikutip dari postingan instagram Renaldy Pujiansyah (@renaldypjs) salah satu pemrakarsa kegiatan ini, mengatakan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk membentuk masa depan Indonesia menjadi lebih baik.
“Kami pikir, Indonesia harus Emas 2045.
Kami pikir juga, Indonesia tidak boleh Lemas 2045. Lemas karena tidak sanggup bersaing," ujar Renaldy Pujiansyah.
Sebelum terlalu jauh memikirkan ini dan itu, pendidikan mindset dari calon-calon “Emas” ini harus dibentuk dahulu mulai saat ini, sehingga sanggup bersaing dan tidak lemas. Pun pendidikan bukan tentang sekadar belajar di dalam kelas, generasi saat ini banyak sekali metode belajarnya, salah satunya belajar dari idola-idolanya dan bercita -cita menjadi idolanya pula.
"Belajar dengan metode inspirasi dan relevansi, salah satu metode yang terbaik dari sosok-sosok yang menjadi inspirasi di generasi sudah sepatutnya menjadi sosok yang relevan dengan generasi. Sehingga, proses belajar; menangkap, mencerna, dan berkomunikasi menjadi proses yang menyenangkan bukan yang membosankan, sehingga terbentuklah sebuah generasi dengan ‘growth mindset’.” tulisnya. Dedy Haryadi