Foto bersama aktor film Jawara Desa. |
Dalam sambutannya, Sekjen Kemendagri Suhajar Diantoro mengapresiasi karya film Jawara Desa yang menampilkan keindahan alam dan budaya desa, serta memberikan inspirasi dan motivasi bagi masyarakat desa untuk mengembangkan potensi desanya. Ia juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya penguatan pemerintahan dan pembangunan desa.
“Film ini merupakan karya yang harus diapresiasi. Kita harus mendorong agar film dokumenter terus lahir. Apalagi ini tentang Desa. Bahwa di Desa ada orang seperti Dadih Leo, yang dalam perjalanan hidupnya, mengalami pergulatan dan akhirnya memilih untuk mengabdikan diri untuk membangun desanya,” kata Suhajar.
Film Jawara Desa mengambil latar tempat di dua desa, yaitu Nagari Padang Ganting, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, dan Desa Mandalagiri, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Film ini bercerita tentang proses perubahan dalam diri seseorang yang akhirnya menjadi pemimpin atau penggerak di desa yang berhasil membawa kemajuan desa tersebut. Film ini merupakan biografi ringkas dari tokoh Dadih Leo, Kepala Desa Mandalagiri dan Del Fajri Tenaga Pendamping Desa Kab. Tanah Datar dalam menggugah masyarakat untuk ikut membangun desanya.
“Kami ingin masyarakat melihat bahwa di desa masih ada harapan untuk tumbuh dan berkembang. Kami juga ingin dunia perfilman kita maju. Tidak kalah dari film-film dari luar. Karena saat ini, kalau kita ke bioskop biasanya yang ramai film dari luar. Nah ini, kita harapkan para sutradara di sini untuk terus berkarya. Dan pemerintah juga akan memberikan dukungan yang diperlukan,” kata Suhajar.
Sementara itu, Direktur Lembaga Kemasyarakatan dan Adat Desa, PKK, dan Posyandu Ditjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri T. B. Chaerul Dwi Sapta mengatakan, Film ini menampilkan keindahan alam dan budaya desa yang khas dan menarik.
Penonton dapat melihat pemandangan sawah, gunung, danau, serta rumah adat Minangkabau di Nagari Padang Ganting. Penonton juga dapat menyaksikan kesenian tradisional seperti angklung dan wayang golek di Desa Mandalagiri.
“Film ini mengedukasi masyarakat tentang pentingnya penguatan pemerintahan dan pembangunan desa. Film ini menggambarkan bagaimana para kepala desa dan lembaga kemasyarakatan desa berperan aktif dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi program -program desa.
Film ini juga menyoroti tantangan-tantangan yang dihadapi desa, seperti urbanisasi, modernisasi, dan kemiskinan,” kata Chaerul.
Assistend sutradara Film Jawara Desa, Agni Tirta, menambahkan, film ini merupakan film yang layak ditonton oleh masyarakat, khususnya masyarakat desa. Film ini dapat memberikan hiburan sekaligus edukasi bagi penontonnya.
“Kami ingin membuka mata penonton bahwa ada banyak potensi yang bisa dikembangkan di desa, sehingga masyarakat desa tidak perlu berurbanisasi. Di dalam masing-masing cerita juga terselip pesan tentang pentingnya menjaga persatuan, usaha untuk melawan keraguan, serta peran aparat pemerintahan dan kelembagaan desa. Begitu juga dengan bagaimana nilai-nilai luhur adat masih berperan dalam pengambilan keputusan dan pemerintahan di desa,” kata Agni. Dedy Haryadi