Ilustrasi. |
Hal ini terjadi setelah Pemazmur melakukan kilas balik atas sejarah. Dari hasil kilas balik itu Pemazmur menyadari bahwa Tuhan selalu bertindak dalam pelbagai momen kehidupan Israel.
Momen itulah yang disyukuri dengan bahagia. Rasa syukur, bahagia, senang itu ditampakkan dalam sebuah refrein yang berulang sepanjang satu perikop (26 ayat) Mazmur 136 ini. Refrein itu berbunyi: “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” Terjemahan yang lebih sederhana: “Kekal abadi kasih setianya.”
Mazmur 136 ini terbagi dari beberapa bagian. Bagian pertama ayat 1-3: ini adalah ajakan awal kepada pendengar atau pembacanya. Ia memulai mazmur ini dengan ajakan untuk bersyukur kepada Tuhan, karena Ia baik. Kebaikan Tuhan tampak dalam kasih setia-Nya yang tiada berkesudahan (ay.1).
Ajakan awal ini muncul lagi di akhir, ay 26. Jadi, ini adalah ucapan syukur yang tiada henti kepada Tuhan Allah yang dialami Israel sebagai Tuhan yang melampaui segala dewa. (ay.2,3)
Fakta bahwa Tuhan itu melampaui semua dewa, patut disyukuri, sebab tindakan Tuhan melampaui semua dewa. Ia Mahaperkasa dan Mahakasih.
Bagian kedua ayat 4-9: Pelukisan mengenai Tuhan Pencipta yang menciptakan segala sesuatu. Keagungan Tuhan tampak dalam penciptaanNya atas semesta alam.
Karya itu adalah keajaiban-keajaiban besar yang dilakukan Tuhan (ay.4). Keajaiban itu, menjadikan langit dengan bijaksana (ay.5), menciptakan bumi (seperti piring yang diletakkan di atas air; ay.6), menciptakan benda-benda penerang besar (ay.7), secara khusus disebut matahari untuk siang (ay.8), bulan dan bintang-bintang untuk malam (ay.9).
Semua karya penciptaan Tuhan Allah dalam alam semesta ini patut disyukuri. Itu adalah bukti kasih Tuhan yang tiada berkesudahan. Karena bagian ini menyinggung mengenai penciptaan, maka pasti merujuk pada kisah penciptaan dalam kitab Kejadian 1.
Pesan Mazmur ini bagi kita di masa peringatan Paskah II hari ini ialah ;
1. Di tengah masalah yang kita hadapi Tuhan hendak membuka mata rohani kita supaya kita dapat melihat campur tanganNya. Sadrakh, Mesakh dan Abednego merasakan campur tangan Tuhan saat mereka dimasukkan ke dalam dapur perapian yang menyala-nyala.
Jadi, apa pun masalah yang sedang terjadi, majulah terus, lewati dan hadapi semua dengan iman, maka kita akan merasakan tangan Tuhan turun menyelesaikannya dengan cara yang ajaib bagi kita.
"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9).
Satu hal penting yang harus kita percayai adalah Tuhan itu berdaulat mutlak atas hidup kita. Semua yang terjadi dalam hidup kita selalu ada di dalam kontrol dan kuasaNya, bahkan juga untuk hal-hal yang sukar dimengerti dan dipahami oleh pikiran kita.
Jadi mengucap syukurlah di segala keadaan, itulah yang dikehendaki Tuhan! "Kita mengetahuinya sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Roma 8:28).
2. Merenungkan keberadaan kita di hadapan Tuhan untuk kesekian kalinya. Ketika dibebaskan dari belenggu dosa, sesungguhnya kita bukan saja menerima jaminan keselamatan kekal dari Allah, tetapi sesungguhnya kita juga beroleh jaminan kesejahteraan dan pemeliharaan selama menumpang di dunia ini.
Pemazmur mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu mengingat kita dan memperhatikan kita ketika berada dalam kesusahan.
Tuhan tidak membiarkan kita dikuasai oleh musuh dan persoalan, sebaliknya Ia akan membebaskan kita dan menyediakan roti sebagai bukti kasih sayang dan pemeliharaanNya.
Bahkan dalam 1 Petrus 1:5 dikatakan bahwa kita dipelihara dalam kekuatan Allah. Karena itu rasul Paulus berani berkata : ”Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus” (Filipi 4:19).
Karena itu marilah kita senantiasa menaikkan ucapan syukur kepada kebaikanNya. "Kepada Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." Mazmur 136:4
4. Puncak kebaikan Allah dibuktikan dengan mengutus Yesus Kristus menjadi Juruselamat dunia. Yesus Kristus mati menggantikan manusia di kayu salib, bangkit mengalahkan maut dan mengampuni dosa setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Jika Allah sudah memberikan diri-Nya bagi kita, maka kita tidak boleh lagi meragukan kebaikan-Nya, apapun yang terjadi dalam kehidupan ini.
Pepatah orang Tionghoa berbunyi, “Rancangan sehari ditentukan di pagi hari, rancangan setahun ditentukan di musim semi.”
Hari ini, ketika kita bersama merayakan perayaan Paskah II, mari jadikan peringatan ini sebagai tanda dimulainya kita bertekad untuk terus percaya dan mengandalkan kebaikan Allah dalam kehidupan sepanjang waktu. Amin
Oleh : Pdt. Sikpan K.P. Sihombing, MTh, MPd