Istimewa. |
Mie Bos Ketjil menawarkan varian mie dengan cita rasa otentik Asia. Restoran ini merupakan inisiatif dari Difal Abdurrauf, seorang pengusaha properti yang ingin mengeksplorasi kecintaannya terhadap mie dalam bentuk bisnis kuliner.
Difal, yang juga dikenal sebagai pencinta mie, mengatakan bahwa membuka restoran ini adalah cara untuk menyalurkan hobi yang telah lama ia miliki.
“Di rumah, setiap hari anak-anak makan mie, jadi makanan ini sudah jadi bagian dari kehidupan saya sehari-hari,” ungkapnya.
Selain sebagai bentuk ekspresi diri, Difal berharap Mie Bos Ketjil juga mampu membuka lapangan pekerjaan dan memberikan peluang karir bagi para karyawannya.
Dengan membuka restoran ini, saya ingin memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berkembang," tambahnya.
Salah satu yang membuat Mie Bos Ketjil berbeda dari restoran mie lainnya adalah pengalaman pribadi Difal selama sembilan tahun tinggal di Tiongkok, yang tercermin dalam varian rasa mie yang ia tawarkan.
“Mie menjadi makanan halal yang mudah dijumpai di sana, dan dari pengalaman ini, saya bisa menghadirkan rasa mie yang unik dan otentik,” jelas Difal yang belajar berbagai macam olahan mie selama berada di Tiongkok.
Mie Bos Ketjil menyajikan berbagai pilihan mie, mulai dari Korean Cheese Spicy, Chinese Cheese Spicy, hingga berbagai varian lain seperti mie goreng, mie bakar, mie siram, dan mie kuah. Untuk grand opening ini, Difal membatasi pilihan menu menjadi lima varian utama dari masing-masing jenis mie.
Mie Bos Ketjil juga menekankan pentingnya kualitas dan kehalalan produknya. Difal menjelaskan bahwa restoran yang berlokasi di Jl. Pd. Kelapa Raya No. C.46, Duren Sawit, Jakarta Timur ini sudah bersertifikat halal dari MUI.
“Kami sangat peduli dengan kehalalan karena saya sendiri berasal dari keluarga agamis yang sangat memperhatikan aspek ini,” katanya. Selain itu, bahan- bahan yang digunakan di restoran ini dipastikan segar dan berkualitas tinggi.
Salah satu keunggulan lain dari Mie Bos Ketjil adalah harganya yang terjangkau. Menu di restoran ini dimulai dari Rp11.000 untuk varian mie goreng original, sementara menu termahal, Singaporean Laksa Ramen, hanya dibanderol Rp37.000.
Tidak hanya menyajikan olahan mie, Mie Bos Ketjil juga menawarkan berbagai menu pendamping seperti gorengan dan dimsum, serta nasi curry untuk mereka yang lebih suka menu nasi.
Difal optimis bahwa Mie Bos Ketjil akan diterima dengan baik oleh masyarakat Jakarta. Jika responsnya positif, ia berencana membuka cabang di beberapa lokasi lain.
“Insyaallah, jika masyarakat puas dengan varian mie kami, kami akan membuka cabang di tempat lain. Mie yang kami sajikan ini cukup unik dan tidak banyak restoran yang menawarkannya,” kata Difal. Dedy Hariyadi