Iklan

Organisasi Pers PJS, Suara bagi Wartawan yang Terpinggirkan

Kamis, Oktober 17, 2024 WIB Last Updated 2024-10-17T10:27:14Z
Advertisement
Istimewa.

Mewujudkan Keadilan dan Keberanian dalam Jurnalisme Media Siber di Tanah Air.

PELALAWAN, RIAU - Didorong oleh semakin banyaknya wartawan siber yang tidak terafiliasi dengan organisasi pers seperti PWI, AJI, atau IWO, organisasi Pro Jurnalismedia Siber (PJS) lahir untuk menaungi para jurnalis yang bekerja di media online. 


Hal ini disampaikan oleh Ketua DPD PJS Provinsi Riau, Ir. Yanto Budiman Situmeang, dalam pelatihan jurnalistik yang digelar PJS di aula Dinas Perizinan Kabupaten Pelalawan, Senin (14/10/2024).


“PJS adalah organisasi profesi yang menampung para jurnalis media siber di seluruh Indonesia,” ucap Yanto Budiman. 


Ia menambahkan bahwa PJS berdiri karena banyaknya wartawan yang selama ini belum memiliki organisasi dan dianggap sebagai wartawan 'abal-abal'.


“Dengan PJS, kami harap mereka bisa mendapatkan payung hukum dan menjadi bagian dari dunia jurnalistik yang resmi,” imbuhnya.


PJS telah berkembang pesat, kini hadir di 28 provinsi di Indonesia. Organisasi ini juga telah menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Jakarta dan menargetkan pendaftaran sebagai konstituen Dewan Pers. 


“Prosesnya memang tidak mudah, tapi kami yakin dengan komitmen yang kuat, PJS bisa segera menjadi bagian dari Dewan Pers,” lanjut Yanto.


Ketua DPC PJS Pelalawan, Pranseda Simanjuntak, SH, dalam laporannya menjelaskan bahwa pelatihan jurnalistik ini bertujuan untuk melengkapi wartawan anggota PJS dalam menghadapi Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di Pelalawan. Banyak dari mereka yang belum memahami prosedur UKW, yang sering kali menjadi momok menakutkan. 


“Lewat pelatihan ini, minimal anggota PJS bisa mendapat gambaran terkait dengan proses jalannya UKW, sehingga peserta tidak terkejut ketika berhadapan dengan penguji nanti,” ungkap Pranseda dengan penuh bijak.


Ketua Umum DPP PJS, Mahmud Marhaba, menegaskan bahwa PJS berfokus pada dua program utama: pendidikan jurnalistik dan perlindungan wartawan. 


“Kami siap melindungi wartawan dari upaya kriminalisasi karya jurnalistik serta meningkatkan kompetensi mereka melalui pelatihan,” tegas Mahmud, yang membawakan materi tentang Hukum Pers dan Etika Jurnalistik. Ia juga mengungkapkan komitmen PJS untuk rutin memberikan pelatihan. 


“Setiap dua minggu sekali, kami akan memberikan materi secara online, disertai e-book untuk pegangan wartawan,” ungkapnya. Mahmud pun tidak menutup kemungkinan untuk mengadakan pelatihan secara offline jika ada permintaan dari daerah.


Wakil Sekjen DPP PJS, Muhammad Yasir, juga menyampaikan materi tentang Membuat dan Menyuting Berita, sementara Yanto Budiman Situmeang membawakan sesi tentang Etika dan Teknik Wawancara.


Pelatihan jurnalistik ini dibuka oleh Ketua Dewan Pembina DPD PJS Riau, Husni Tamrin, SH, yang memberikan apresiasi tinggi terhadap gagasan dan ide yang luar biasa dari pengurus DPC PJS Pelalawan.


“Ini penting karena banyak wartawan yang bermunculan. Mereka harus dibekali dengan pengetahuan yang memadai tentang tugas dan tanggung jawab seorang wartawan,” ungkap Husni. 


Ia berharap ke depan akan muncul wartawan yang kompeten dan profesional di Pelalawan, sehingga masyarakat akan teredukasi oleh karya jurnalistik yang bertanggung jawab. 


“Ini langkah maju dan saya sebagai Ketua Dewan Pembina DPD PJS Riau bangga atas program kerja dari DPD Pelalawan yang konsen dengan bidang pendidikan wartawan ini,” tegasnya, sembari membuka pelatihan jurnalistik di Pelalawan.


Dengan visi tersebut, PJS berharap dapat menjadi organisasi yang berperan penting dalam pengembangan dan perlindungan profesi wartawan siber di Indonesia.  PJS

Advertisement

  • Organisasi Pers PJS, Suara bagi Wartawan yang Terpinggirkan

Berita Lainnya

- Advertisement -

Ads x