Iklan

Film Pernikahan Arwah (The Butterfly House) Kisah Horor dengan Sentuhan Budaya Tionghoa

Kamis, Februari 27, 2025 WIB Last Updated 2025-02-27T12:00:39Z
Advertisement
Istimewa.

Jakarta, pelitatoday.com - Film "Pernikahan Arwah (The Butterfly House)” resmi tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai hari ini.  Film ini menjadi kolaborasi perdana antara Entelekey Media Indonesia dan Relate Films, menghadirkan kisah horor yang unik dengan sentuhan budaya Tionghoa yang jarang dieksplorasi dalam film horor Indonesia.


"Pernikahan Arwah (The Butterfly House)” bercerita tentang sepasang kekasih, Salim dan Tasya, yang mengalami teror dari arwah leluhur keluarga. Mereka memutuskan untuk memindahkan proses foto pre wedding ke rumah keluarga Salim setelah bibi Salim, satu-satunya keluarga sedarah Salim, baru saja meninggal dunia. 


Selain harus mengurus pemakaman bibinya, Salim ternyata harus melanjutkan ritual keluarganya untuk membakar dupa setiap hari di sebuah altar yang misterius atau nyawanya akan terancam. 


Kehadiran mereka dan tim foto pre wedding di rumah itu membuat arwah

leluhur Salim yang meninggal di masa pendudukan Jepang muncul dan meneror

mereka. 


Tasya tergerak untuk menguak misteri masa lalu dari keluarga Salim untuk

bisa menenangkan arwah tersebut, sekaligus membebaskan calon suaminya dari

kewajibannya agar mereka bisa pergi dari rumah itu.


Dengan sentuhan budaya Tionghoa yang kental, “Pernikahan Arwah (The Butterfly

House)” tetap menghadirkan kisah yang bisa dinikmati oleh penonton luas.


Sutradara Paul Agusta mengungkapkan bahwa "Pernikahan Arwah (The Butterfly

House)" adalah proyek yang cukup personal baginya.


"Saya ingin membawa elemen

horor yang lebih dari sekadar jumpscare. Budaya Tionghoa memiliki banyak tradisi

spiritual yang menarik, dan saya ingin mengangkatnya dengan pendekatan yang lebih

emosional dan penuh makna," ujar Paul.


Sementara itu, Morgan Oey, pemeran utama film ini, berharap filmnya dapat.memberikan pengalaman horor yang berbeda bagi penonton. 


"Film ini tidak hanya.menawarkan ketegangan, tetapi juga menyentuh sisi emosional tentang keluarga, takdir, dan cinta. Semoga film ini dapat diterima oleh masyarakat luas, tentunya juga

bisa menjadi pilihan tontonan yang berbeda bagi para penonton," kata Morgan.


"Pernikahan Arwah (The Butterfly House)” dibintangi oleh Morgan Oey, Zulfa Maharani,

Jourdy Pranata, Brigitta Cynthia, Verdi Solaiman dan sederet aktor berbakat lainnya.


Tidak hanya tayang di Indonesia, "Pernikahan Arwah (The Butterfly House)" juga akan

hadir di beberapa negara Asia lainnya, termasuk Vietnam, Kamboja, Malaysia, Filipina,

Laos, Brunei Darussalam, dan Myanmar.


Sinopsis, .Sepasang calon suami istri, Salim dan Tasya, memutuskan untuk memindahkan proses

foto pre wedding mereka ke rumah keluarga Salim setelah bibi Salim, satu- satunya

keluarga sedarah Salim, baru saja meninggal dunia. 


Selain harus mengurus

pemakaman bibinya, Salim ternyata harus melanjutkan ritual keluarganya untuk membakar dupa setiap hari di sebuah altar yang misterius atau nyawanya akan

terancam. 


Kehadiran mereka dan tim foto pre wedding di rumah itu membuat arwah

leluhur Salim yang meninggal di masa pendudukan Jepang muncul dan meneror

mereka. Tasya tergerak untuk menguak misteri masa lalu dari keluarga Salim untuk

bisa menenangkan arwah tersebut, sekaligus membebaskan calon suaminya dari

kewajibannya agar mereka bisa pergi dari rumah itu. Dedy Haryadi

Advertisement

  • Film Pernikahan Arwah (The Butterfly House) Kisah Horor dengan Sentuhan Budaya Tionghoa

Berita Lainnya

- Advertisement -

Ads x